MendengarMu
MendengarMu pada gema diri
melara dikuburhati.
seperti seruling merdu bermantra sakti.
berbisik mewangi lantunkan bisa hewani.
Walau kutahu Engkau berkelakar.
Jika mendengar nadanya aku terbakar.
Jika menutup telinga aku sirna terkapar.
Lalu berdentum melampaui salah dan benar.
Entah kemana perginya yang hendak kulamar.
Tiada lagi disangkar.
DI BULAN MEMBAKAR.
Rupanya tidak semadi Dia dipeterakna
ReplyDeletewalau bagaimana dihias singgahsananya
selagi sangkarnya sekadar tersangkut mana mana
sedang galaksi hati masih jenuh mengembara
memburu entah entah yang belum berbuku rupa
Mashaallah.
Kala aku mendengar yang paling akbar
ReplyDeletekumulai meresapi berbagai macam kabar
dari para aulia semenanjung jatim sampai jabar
dari serat serat para wali sampai surat kabar
ku tenggelam dalam lautan kedahsyatan Al-Jabbar
Aku bingung karna tiada lagi yang namanya jarak
baik burukpun menyatu dan airpun menjadi arak
Aqalpun hancur mencari jalan yang slalu bergerak
menuju titik yang tak pernah diam, slalu diarak
Mengecoh para salik yang baru keluar dari barak
Aku diam mencari suluk yang selalu berubah
mencari sang pencerah dari para pemakai jubah
namun aku selalu ragu dan ingin slalu merubah
sampai kutemukan al-amin yang begitu tabah
menjadikan semuanya bermanfaat seperti lebah
Salam silaturahmi
Bandung, 16 september 2010
DARWIS
terimakasih semuanya atas silaturahmi dan perhatian yang tulus, semoga kita tetap dalam naungan AllahulHaqulWaliyulMubin.
ReplyDelete